Literasi numerasi —atau dalam pengertian yang paling dasar yaitu kemampuan berhitung— merupakan kemampuan untuk mengenal dan menerapkan konsep matematika di seluruh lini kehidupan kita.
Literasi Nusantara pernah membahas mengenai pengertian, tantangan, dan peluang literasi numerasi. Selengkapnya silakan klik artikel berikut: Literasi Numerasi: Pengertian, Tantangan, dan Peluang.
Pada intinya, literasi numerasi melibatkan pemahaman tentang angka, penghitungan, penyelesaian masalah terkait angka, pengukuran, memperkirakan, pemilahan, pemahaman pola, menambah dan mengurangkan angka, dan sebagainya.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun perlu memiliki literasi numerasi untuk melakukan hal-hal seperti:
- Penyelesaian masalah. Contohnya: Seberapa lama waktu yang perlu saya tempuh untuk menuju ke sekolah?
- Menganalisis dan menyerap informasi. Contohnya: Berapa kali kemenangan yang perlu tim saya dapatkan untuk bisa menjadi juara kompetisi ini?
- Pemahaman pola. Contohnya: Dengan kecepatan 80 km/jam, saya sampai di kota A dalam waktu 60 menit. Dengan kecepatan 120 km/jam, kira-kira berapa waktu yang saya butuhkan untuk sampai di kota A?
- Pengambilan keputusan. Contohnya: Dengan modal yang saya miliki, sepeda terbaik seperti apa yang bisa saya dapatkan?
Setiap hari kita menghitung, seperti halnya setiap hari kita membaca tulisan, apapun itu. Maka dari itu, memiliki kemampuan literasi numerasi sangat penting untuk pengambilan keputusan kita setiap harinya.
Bagaimana proses literasi numerasi anak terbentuk?
Anak-anak mulai mengasah kemampuan literasi numerasinya sejak lahir. Contohnya pada saat aktivitas berikut:
- Pada saat bermain-main, si anak mendengar orang tua mereka menghitung jari-jari mereka
- Saat melihat sekeliling, anak-anak mulai mengenali angka dan bentuk-bentuk benda seperti angka dan bentuk jam dinding
- Pada saat melihat roti, anak-anak mulai memikirkan berapa banyak roti yang akan mereka makan
Semakin tumbuh besar, si anak mulai memahami bentuk literasi numerasi seperti ukuran dan bagaimana caranya mengukur. Hal ini terjadi ketika si anak:
- Membandingkan besar ukuran-ukuran benda yang berbeda-beda: besar, sedang, kecil
- Mengelompokkan suatu benda dalam satu wadah serta memilah mana yang sama dan mana yang berbeda
- Menggunakan kata-kata yang menunjukkan tempat, seperti: di atas, di bawah, di sebelah
Jika diringkas, literasi numerasi dalam pikiran anak-anak terbagi dalam berbagai kategori seperti di bawah ini:
- Besar dan kecil (ukuran)
- Tinggi dan rendah (ketinggian)
- Berat dan ringan (bobot)
- Cepat dan pelan (kecepatan)
- Dekat dan jauh (jarak)
- Pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya (urutan)
Bagaimana cara mengembangkan literasi numerasi untuk anak?
A. Bayi (0-1 tahun)
Bayi suka mendengarkan suara orang tuanya, seperti pada saat orang tuanya mengulang-ulang dongeng, nyanyian, rima, atau angka-angka.
Lalu, apa hal-hal yang dapat digunakan untuk mengembangkan literasi numerasi untuk bayi?
- Membacakan dongeng yang berhubungan dengan angka, contohnya: Lima Anak Bebek yang Lucu
- Bermain permainan berhitung dan pilah-pilih, contohnya: permainan puzzle
- Bernyanyi lagu tentang berhitung
- Mengubah intonasi suara untuk menjelaskan suatu konsep, contohnya: suara yang berat untuk menjelaskan sesuatu yang besar, atau suara yang cempreng untuk menjelaskan sesuatu yang kecil
Atau, bisa juga kita berbicara tentang hal lainnya, seperti:
- Aktivitas sehari-hari, contohnya: ‘Ayo kumpulkan warna kaus kaki yang sama’
- Lingkungan, contohnya: ‘Lihat, ada burung kecil di atas sana’ atau ‘Pohon itu tinggi, ya?’
- Makanan, contohnya: ‘Yuk, makan dua pisang ini’
- Waktu, contohnya: ‘Sekarang sudah jam 8 malam, saatnya kita tidur’
- Bentuk dan pola, contohnya: ‘Lihat, tiga cermin itu bentuknya segitiga semua’
Dengan cara-cara itu, bayi akan berusaha memproses informasi dari kita. Dengan belajar sambil bermain, maka mereka akan lebih mudah menyerap pembelajaran.
B. Balita (2-4 tahun)
Berbicara, melakukan aktivitas sehari-hari, bermain, dan membaca adalah metode yang cocok dalam mengembangkan literasi numerasi untuk anak.
Aktivitas-aktivitas tersebut terutama untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan imajinasi dalam memahami konsep matematika.
Berikut ini merupakan ide yang dapat diterapkan untuk mengembangkan literasi numerasi untuk balita:
Ide untuk Berbicara
- Gunakan konsep matematika untuk menjelaskan apa yang kita dan anak kita lihat dan lakukan bersama. Contohnya: ‘Lihat, mobil itu kencang sekali’ atau ‘Wah, tasnya berat sekali, ya.’
- Ketika kita menyiapkan makanan, katakanlah apa yang sedang kita lakukan. Contohnya: ‘Lihat, ibu sedang memotong melon menjadi setengah’ atau ‘Ayo bagikan jeruk ini juga untuk kakakmu. Setengahnya untukmu, setengahnya lagi untuk kakakmu.’
- Tunjuk dan namai angka yang kita lihat serta beritahukan ke balita kita. Contohnya: ‘Lihat, jarum jam itu menunjuk ke angka 12. Jam 12 siang ini saatnya kita makan siang’
Ide untuk Aktivitas Sehari-hari
- Buatlah kegiatan menghitung sebagai keseharian kita dengan si balita. Contohnya: menghitung jumlah cangkang kerang di pantai atau jumlah jeruk yang ada di keranjang.
- Ketika sedang di luar rumah, ajak si balita untuk menjelaskan dan membandingkan bentuk daun-daun, warna bunga-bunga, atau ukuran pohon-pohon.
- Ketika sedang berjalan-jalan di sekitar rumah, tunjuklah nomor rumah dan jelaskan mengapa rumah memiliki nomor serta bagaimana cara membacanya.
Ide untuk Bermain
- Bantu si balita untuk menata mainan, diurutkan dari yang terendah ke paling tinggi
- Bermain balapan mobil-mobilan dan jelaskan siapa yang menjadi juara 1, juara 2, juara 3, diurutkan dari yang tiba di garis finish terlebih dahulu.
- Bermain musik dengan kecepatan yang berbeda-beda. Alunan musik bisa dipercepat atau diperpelan.
Ide untuk Mengembangkan Literasi Numerasi untuk Anak Melalui Buku Dongeng
Berikut daftar buku dongeng anak terlaris tahun 2021 di Gramedia:
RUJUKAN:
Sumber gambar: Unsplash.com/Tanaphong Toochinda
