Gen Z sudah mulai memasuki dunia kerja yang penuh dengan berbagai teknologi. Teknologi yang dipakai dapat membantu menjelajahi internet hingga mengedit foto menggunakan aplikasi di ponsel cerdas mereka.
Tetapi, apakah benar Gen Z kesulitan dalam memahami dan menggunakan teknologi dasar?
Dilansir dari Futurism, Gen Z ternyata dihadapkan dengan permasalahan penggunaan printer dan scanner serta sistem file yang ada di komputer. Hal ini terjadi mengingat Gen Z merupakan generasi yang telah menghabiskan sebagian besar hidup mereka secara daring. The Guardian melaporkan, hasil berlawanan dari tempat kerja yang masih mengandalkan teknologi yang sudah ada jauh sebelum mereka lahir.
“Mitos mengatakan bahwa anak-anak lahir di era informasi, semua datang secara intuitif kepada mereka,” kata Sarah Dexter, seorang profesor pendidikan di University of Virginia. “Tetapi itu tidak realistis. Bagaimana mereka tahu cara memindai sesuatu jika mereka tidak pernah diajari cara melakukannya?”
Terdapat beberapa bukti bahwa Generasi Z merasa tidak cukup siap untuk kehidupan kantor. Tahun lalu, survei LaSalle Network menemukan lulusan baru tidak memiliki keterampilan teknis untuk memasuki dunia kerja.
Lalu ada media sosial, yang telah menetapkan standar tinggi untuk aksesibilitas.
“Hanya memerlukan lima detik untuk mempelajari bagaimana cara menggunakan TikTok,” kata seorang content creator Max Simon, yang membuat video TikTok tentang kehidupan perusahaan, kepada The Guardian. “Tidak perlu buku instruksi, seperti yang dilakukan dengan printer.”
Baca juga: Macam-macam Kompetensi Literasi Digital, Yuk Cari Tahu di Sini
“Konten sangat mudah diakses karena ketika seseorang melempar bola lengkung sederhana kepada orang lain, mereka akan mengayun dan meleset,” tambahnya, “Itulah mengapa Gen Z tidak bisa menjadwalkan pertemuan.”
Tetapi untuk Gen Z yang paham teknologi, situasinya sangat berbeda. Mereka masih jauh lebih mudah beradaptasi daripada rekan-rekan mereka yang lebih tua dan akan sering disadap untuk membantu diri mereka sendiri.
Trial and error semacam itu serta pemecahan masalah yang dibantu Google telah lama terjadi di kepala generasi yang lebih tua, yang hanya akan memperdalam kesenjangan.
Menimbang keadaan sekarang yang sudah memasuki era paperless dan digitalize, apakah printer masih dibutuhkan? Bagaimana tanggapan Litners?