emoticon

Dalam interaksi online saat ini, pasti setiap orang menyisipkan emoticon, atau emoji dalam percakapannya.

Paling tidak, kita sering memakai 🙏 untuk menunjukan kesopanan ketika menyapa orang, ya ‘kan?

Emoticon seakan mewakili emosi dan ekspresi sang penulis pesan. Semua emosi yang tidak bisa diekpresikan secara utuh dalam deretan kata di media sosial, dapat teratasi dengan adanya emoticon.

Tapi, tahukah kamu apa alasan pertama kali emoticon ini diciptakan?

Emoticon pertama di dunia tercipta, karena orang sering salah paham

Agar lebih tahu asal usul emoticon yang kita kenal saat ini, mari kita berkenalan dengan Scott Fahlman, sang “Bapak Emoticon”.

Pada suatu hari di tahun 1980-an, Scott Fahlman, seorang profesor ilmu komputer dari Universitas Carneige Mellon Pennsylvania, Amerika Serikat sedang memperhatikan percakapan pesan elektronik yang digunakan oleh para staf untuk berkomunikasi.

Namun, percakapan yang terjadi di sana seringkali berjalan kurang lancar, karena salah paham para staf yang sulit membedakan antara obrolan serius dan lelucon. Hal ini menyebabkan timbulnya omelan tidak perlu yang merusak diskusi.

Kemudian, Fahlman membuat salah satu terobosan yang nantinya akan mengubah dunia komunikasi digital, yaitu emoticon “Smiley Face“.

emoticon
Scott Fahlman dan “Smiley Face”, emoticon digital pertama di dunia. (theculturetrip.com)

“Jika menyatakan sesuatu yang lucu atau ironis, beri komentar dengan wajah tersenyum yang merupakan gabungan antara titik dua, tanda kurang, dan tanda kurung.” – Scott Fahlman (1982)

Pada saat itu, “Smiley Face” menjadi suatu temuan menjadi jawaban atas “keresahan” problematika kata-kata yang datar dalam komunikasi teks yang tidak bisa memberi isyarat untuk mengungkapkan apa yang dimaksud.

Emoticon ini menyebar secara cepat ke universitas lain, dan merambah ke e-mail hingga ke seluruh dunia.

Artikel menarik buat kamu:

Bahasa Indonesia ada di Luar Angkasa?! dan 5 Fakta Bahasa Indonesia Lain yang Mendunia!

Dari Emoticon, menjadi Emoji

10 tahun setelahnya, tepatnya di tahun 1999,  Shigetaka Kurita, seorang interface designer asal Jepang menciptakan emoji digital pertama di dunia yang terinspirasi dari emoticon, pictograms, dan manga.

emoticon
176 karakter emoji pertama di dunia yang diciptakan oleh Shigetaka Kurita pada tahun 1999. (cnn.com)

Dari segi bahasa, emoji sebenarnya adalah bahasa Jepang dari emoticon; 絵 (“e,” gambar), ć–‡ (“mo,” tulis) and ĺ­— (“ji,” karakter).

Tujuan awal Shigetaka Kurita membuat emoji ini adalah untuk memecahkan masalah komunikasi pada sistem internet email seluler milik perusahaan NTT DoCoMo yang hanya terbatas pada 250 karakter saja.

Emoji yang Kurita ciptakan, akan menghemat ruang batas karakter untuk para pengirim pesan bisa menyampaikan informasi lebih banyak dalam satu email.

Emoji mulai menjadi standar komunikasi internasional di tahun 2010. Pada saat itu, perusahaan raksasa seperti Apple dan Google meminta Unicode untuk memasukkan emoji sebagai salah satu standar teknologi internasional yang mendukung berbagai bahasa dan budaya.

Kontroversi Pertama yang Pernah Dialami Emoji

Penggunaan emoji yang dikembangkan dan disebarluaskan oleh Unicode di berbagai belahan dunia, tidak selalu merupakan hal yang baik.

emoticon
Kontroversi emoji pistol pada tahun 2010 (thenextweb.com)

Pada awal perkembangan emoji oleh Unicode 6.0 di tahun 2010, emoji pistol diciptakan, dan digunakan dalam sistem komunikasi internet Google dan Apple. Emoji pistol ini menyerupai jenis senjata pada dunia nyata; seperti revolver, blunderbuss, atau senapan laras panjang.

Namun, seiring berjalannya waktu, emoji pistol semakin memiliki konotasi negatif, karena banyaknya kasus serius yang terjadi sejak munculnya emoji ini.

Pada tahun 2015, dunia cukup dikejutkan dengan kasus pemuda di Brooklyn yang ditangkap polisi, karena memposting rangkaian emoji pada Facebook yang di dalamnya menyertakan emoji polisi dengan pistol yang diarahkan ke kepalanya.

Di tahun yang sama, siswi SMP di Virginia menghadapi tuduhan kejahatan setelah memposting komentar Instagram dengan mencantumkan emoji pistol untuk mengancam teman-temannya.

Dua kasus ini beserta kasus-kasus lainnya membuat perusahaan Apple, Google, Microsoft, dan Facebook mengganti emoji pistol (revolver, blunderbuss, senapan) menjadi pistol air pada tahun 2016.

Masa Depan Emoji

Selama perkembangannya dari tahun 2010 hingga sekarang, Unicode mengalami banyak terpaan badai kritik dari masyarakat di berbagai belahan dunia, karena kurangnya representasi keadaan manusia dan budayanya yang kurang diperbaharui.

Hal ini membuat Unicode dan perusahaan-perusahaan telekomunikasi harus terus mengembangkan emoji untuk bisa mengikuti laju zaman.

Emoji akan terus dikembangkan menyesuaikan fakta perkembangan budaya, alam, ras, gender, seksualitas, hingga disabilitas yang semakin luas ragamnya.

emoticon
31 Emoji baru yang rilis pada 13 September 2022. (emojipedia.org)

Kini Emoji memasuki fase terbaru untuk periode 2022-2023, yang dinamakan Emoji 15.0.

Ada 31 emoji baru yang akan ditambahkan ke dalam katalog emojipedia.org. Emoji baru tersebut meliputi emoji wajah bergetar, tangan tos (high five), hati berwarna biru muda, dan emoji lainnya.

Koleksi emoji ini akan dibagikan secara masif ke platform Google, Android, iOS, Samsung, Twitter, hingga Facebook, dan dapat dipergunakan secara komersil pada Januari – Oktober 2023.

***

Nah, itulah alasan emoticon pertama kali diciptakan, asal usulnya, serta kontroversinya, semoga bermanfaat ya!

Sampai jumpa di artikel Literasi Nusantara lainnya, salam literasi!

Leave your vote

0 points
Upvote Downvote

Total votes: 0

Upvotes: 0

Upvotes percentage: 0.000000%

Downvotes: 0

Downvotes percentage: 0.000000%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Hey there!

Sign in

Forgot password?

Don't have an account? Register

Close
of

Processing files…