Kawasan Tele yang Dingin

Samosir, 22 November 2018. Kawasan Tele menjadi lokasi kami beristirahat dihari keempat. Wilayah ini terkenal dengan menara pandang terindah untuk melihat Danau Toba secara menyeluruh. Petang kemarin, rombongan kami dijemput oleh Inang Herlina Manalu (48), seorang Ibu Kepala Sekolah SDN 5 p. Naginjang. Saat ia datang, Togu sedang mengalami keram kaki dipinggir jalan. Seperti biasa, tim kami langsung memberikan pertolongan menggunakan minyak Karo. Minyak karo ini akan kami bahas di episode perjalanan kami selanjutnya.

Inang Herlina mengantarkan kami untuk menginap dirumah adiknya, Amang Guido Sinaga namanya. Sekitar pukul 19.45 kami sudah berhasil memarkir kendaraan tim pengawal jalan kaki 305,65 Km. Rasa dingin di kawasan ini memang sudah terkenal menusuk tulang. Oleh karena itu, kami pun mengambil langkah seribu mempersiapkan peralatan tidur. Sembari menunggu makan malam, kami membicarakan banyak hal, dari ringan hingga berat. Dan lagi, lawakan Biston menghangatkan suasana hingga larut.

Baca Juga:

Menjaga Mimpi Anak-Anak Danau Toba, Kisah Togu Jalan Kaki 305.65 Kilometer ; Hari Pertama

Perjalanan Menembus Tebalnya Kabut

Kabut Pagi yang Tebal Mengawali Langkah Togu dan Biston dihari kelimaJumat (23/11/2018) Jam 04.30, Togu dan Biston sudah terbangun dan langsung menghangatkan diri di dekat tungku dapur. Menginap di Tele membuat tubuh lebih menggigil dibanding malam-malam sebelumnya, meskipun kami menginap di dalam rumah.  Rumah Amang Guido Sinaga yang sederhana, terasa hangat karena kehadiran Tipen (2,5), anak pertamanya dengan Inang Meriati Hutagalung. Tipen adalah balita laki-laki yang suka difoto. Gaya-gayanya terlihat luwes saat tahu dirinya difoto.

Hari ini Togu dijadwalkan untuk berjalan dari Kecamatan Harian di Samosir, hingga Kota Dolok Sanggul di Humbahas. Jarak kedua titik ini sekitar 45 Km. Togu, Biston dan tim akan melewati kawasan hutan eukaliptus.

Tepat pukul 06.50 WIB, langkah Togu dan Biston mulai berayun menembus ketebalan kabut. Sisanya, menyiapkan perbekalan makanan dan acara di sekolah. Pagi ini kami akan berbagi buku, bermain dan bersemangat di SD Negeri 5 Partungko Naginjang, Kecamatan Harian, Samosir. Sembari menunggu makanan, kami memastikan bahwa peralatan kami tidak ada yang tertinggal. Tidak lupa, kami juga bercanda dengan Tipen dan berhasil membujuknya mandi pagi sebelum berangkat ke PAUD.

Tipen, Balita Berusia 2,5 Tahun, Puta Pertama dari Amang Guido Sinaga

Serunya Bermain Sambil Belajar Di SD Negeri 5 Naginjang

Kak Eka Dalanta dari Alusi Tao Toba Sedang Memperkenalkan Alusi Tao Toba dan Aksi Kali Ini Kepada Murid SDN 5 P. Naginjang

Mobil kami meninggalkan rumah Amang Guido Sinaga dengan ditemani Tipen dan ibunya. Ternyata, sekolah Tipen satu lokasi dengan SD yang akan kami kunjungi. Sesampainya di sekolah, kami disambut oleh murid yang berlarian menyalami tim kami satu persatu. Tak lama kemudian, dewan guru dan kepala sekolah juga menyambut tim kami dengan sama hangatnya. Sekedar informasi, SDN 5 Partungko Naginjang ini adalah sekolah berprestasi, Beragam penghargaan telah mereka dapatkan, dari mulai lomba literasi, kebudayaan, maupun mata pelajaran.

 

 

Bang Azas Sedang Memperkenalkan Gramedia dan Literasinusantara.com Kepada Murid SDN 5 P. Naginjang

Tim kami yang bertugas hari ini adalah Kak Eka Dalanta dari Alusi Tao Toba dan Kak Azas dari www.literasinusantara.com. Mereka memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari aksi kali ini. Lalu, mereka juga memotivasi anak-anak agar semakin mencintai buku dan membaca. Murid disini sudah terbiasa diajarkan untuk dekat dengan buku. Hal ini terbukti dari terdapatnya Pojok Buku di tiap kelas, dan mereka memiliki 2 pondok baca bernama Laskar Pelangi dan Butet Manurung.

 

Permainan 7 Up yang Menuntut Konsentrasi

Keseruan semakin memuncak tatkala Kak Eka dan Kak Azas mulai mengajak anak-anak untuk melakukan permainan bernama 7 Up. Aturannya setiap anak yang mendapatkan urutan nomor 7, kelipatannya, dan juga semua bilangan mengandung unsur angka 7, harus melakukan tepuk tangan. Sisanya menyebutkan angkanya seperti biasa. Ada 3 kelas yang mengikuti permainan ini, yaitu kelas 4, 5, dan 6.

Suasana Permainan Edukatif 7 Up
Suasana Permainan Edukatif 7 Up

Sekitar 100 anak yang terlibat dalam permainan ini. Selama 30 menit, tersisa 6 finalis yang siap bertarung di final. Hingga akhirnya permainan ini dimenangkan oleh Revan, siswa kelas 5. Setelah memberikan hadiah kepada pemenang, kami berfoto bersama dengan seluruh murid dan segenap jajaran dewan guru. Langit mulai mendung saat tiba-tiba sekitar 10 anak keluar dengan membawa peralatan drum dan beberapa alat musik lain. Mereka menyanyikan lagu Hymne Guru sebagai persiapan untuk perayaan Hari Guru yang jatuh tanggal 25 November.

Foto Bersasma Murid dan Guru SDN 5 P. Naginjang
Penyerahan Donasi Buku dari Gramedia dan Buku Tulis dari Alusi Tao Toba

Rintik hujan menyertai kami saat diajak keliling kelas dan pondok baca oleh Ibu Kepala Sekolah. Tiap kelas memiliki produk literasi berupa pojok baca. Sekolah ini menggalakan rutinitas membaca 15 menit sebelum Kegiatan Belajar Mengajar dimulai. Beberapa murid di Pondok Baca Butet Manurung juga mengirimkan salam untuk idola mereka tersebut. Usai berkeliling, kami mengejar Bang Togu dan Biston yang sudah berjalan lebih dari 15 Km. Tim beranjak pukul 10.00 WIB dari sekolah.

Pondok Baca Laskar Pelangi di SDN 5 P. Naginjang

Berjalan Di Bawah Terik Matahari

Sepanjang perjalanan melewati hutan eukaliptus, Togu dan Biston bertemu beberapa masyarakat setempat yang ingin berfoto dengan mereka. Mereka ada yang mengetahui aksi ini dari media sosial dan televisi. Tak heran, media sosial Togu memang sudah cukup mendunia, apalagi beberapa kali ia tampil di televisi nasional.

Togu dan Biston Berjalan Di Bawah Terik Matahari
Andar (salah satu relawan Alusi Tao Toba) memberikan pertolongan pertama pada Togu yang memerlukan peregangan

 

Di kilometer 19, Togu memerlukan bantuan untuk memijat kakinya. Kuku kaki milik Togu pun luka karena rute turunan yang ia lalui. Andar, salah satu relawan yang mengawal dibelakangnya pun dengan cepat mengatasinya. Beruntung, salah satu relawan bernama Ima membawa gunting kuku, sehingga masalah dapat teratasi. Ketika pagi hari tadi perjalanan mereka menembus tebalnya kabut, siang ini mereka disorot teriknya matahari.

 

 

 

 

Togu dan Biston Menerima Dukungan Berupa Daging Kuda Masak dari Amang Roy Martin Pasaribu

Saat itu, datanglah satu mobil berwarna silver menghampiri kami. Turun seorang pria membawa bungkusan cukup besar. Ternyata ia adalah Tulang Roy Martin Pasaribu,salah satu rekan Togu. Tulang Roy memberikan dukungan logistik berupa daging kuda yang sudah dimasak. Kami pun sangat berterimakasih karenanya. Kabupaten Humbahas memang terkenal dengan produksi daging kudanya. Disini masakan dengan bahan dasar daging kuda dapat diolah menjadi beragam masakan. Sekitar 10 menit mereka berbincang, Tulang Roy Martin Pasaribu pun pamit melanjutkan perjalanan ke Medan.

 

Baca Juga

Partisipasi dan Dukungan Warga, Kisah Togu Jalan Kaki 305.65 Kilometer ; Hari Kedua

Langkah yang Sempat Terhenti, Kisah Togu Jalan Kaki 305,65 Km; Hari Ketiga

 

Menyulut Semangat Mimpi Generasi Kekinian

Togu dan Biston Memasuki Perbatasan Kabupaten Samosir dan Humbahas

Kami melanjutkan perjalanan mencari tempat cukup teduh untuk menyantap sarapan sekaligus makan siang. Akhirnya, tempat tersebut kami temukan di kilometer ke-22. Dibawah pepohonan rindang sembari menikmati klakson kendaraan, kami menyantap makanan kami. Saat itu, mayoritas tim kami belum pernah makan daging kuda. Sebagian karena tidak tega, dan sisanya memang belum sempat mencicipinya.

Perjalanan kami lanjutkan hingga tiba di kilometer 33,3. Agendanya adalah mampir di Balai Pustaka Pollung, sebuah rumah baca milik kawan Togu. Tanpa disangka, kami disambut oleh penampilan musik Uning-Uningan. Empat orang siswa SMA memainkan alat musik tradisional Batak tagading, seruling, garantung, gitar dengan begitu syahdu. Tentunya, kami sejenak melakukan tari tor-tor untuk sambutan ini.

Siswa SMAN 1 Pollung Menyambut Kedatangan Togu dengan Memainkan Musik Tradisional Uning-Uning.

Lima Belas anak SMA Negeri 1 Pollung telah berkumpul di sana untuk mendengarkan cerita tentang mimpi dan semangat seorang Togu. Rata-rata mereka duduk di bangku kelas XI dan XII.

Togu kembali menceritakan pentingnya menjaga mimpi tetap hidup, meskipun terlihat mustahil. Togu juga berpesan bahwa jangan pernah minder menjadi anak desa yang memiliki mimpi besar.

Sesi Berbagi Semangat dan Motivasi Di Balai Pustaka

 

Kejutan Untuk Kak Ima
Kejutan Ulang Tahun untuk Kak Ima

Sesi berbagi kisah mimpi ini juga dilakukan oleh Kak Agustina Pandiangan (pemilik rumah baca Haminjon) , bang Azas Rifai (Public Relations PT Gramedia Asri Media dan www.literasinusantara.com), dan bang Jeri Lumbangaol (pendiri Balai Pustaka Pollung). Masing-masing berbagi pengalamannya tentang mimpi. Sekitar 40 menit kemudian, dari arah belakang Balai Pustaka, munculah Kak Eka membawa kue yang dibubuhi lilin. Lagu selamat ulang tahun mengudara dengan cepat.

 

Merayakan Ulang Tahun Kak Ima dari Sopo Belajar Simbolon

Hari ini, salah satu relawan Alusi Tao Toba, Kak Ima Siregar berulang tahun. Ia sempat terkejut dan tersipu malu karena diberikan kejutan saat acara berlangsung. Kak Ima sudah 8 tahun bergabung dengan Alusi Tao Toba, tepatnya sejak lulus SMK. Setiap harinya, ia bertugas menjadi koordinator 8 Sopo Belajar yang tersebar di wilayah Toba. Selain mengurusi operasional Sopo belajar, bertemu dan mendidik anak-anak adalah pekerjaan utamanya. Kak Ima tinggal di Sopo Belajar Simbolon, rumah belajar ke-4 yang Togu dirikan.

 

 

Setelah seremoni tiup lilin. Bang Jeri memberkan donasi spontan yang ia kumpulkan dari pengunjung cafe dan rumah bacanya kepada Togu.  Acara di Balai Pustaka ditutup dengan pembagian buku bacaan untuk Balai Pustaka dan Rumah Baca Haminjon. Masing-masing anak juga mendapatkan buku tulis yang disiapkan oleh Alusi Tao Toba.

Penyerahan Donasi Spontan dari Balai Pustaka Pollung kepada Togu
Penyerahan Donasi Buku kepada Sopo Baca Haminjun

 

Hangatnya Sambutan Warga Humbahas

Kami meneruskan perjalanan menuju Dolok Sanggul, ibukota Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Jarak dari lokasi kami kesana kurang lebih 11 kilometer. Kami melewati rute yang cukup ramai dilalui kendaraan. Cuaca yang tidak menentu antara panas, mendung, dan gerimis. Hal ini berdampak pada jalan yang kami lalui, sebagian basah berlumpur, penuh genangan air, dan sisanya kering berbatu.

Menjelang petang pukul 17.50, hujan turun. Togu dan tim memutuskan untuk mengakhiri perjalanan hari ini. Ketika kami cek alat pengukur jarak, 44,5 Km sudah dilalui. Togu dan Biston menaiki mobil untuk menuju tempat menginap. Malam ini kami dijamu oleh Tulang Gohan Tambunan, adik sepupu dari istri Togu. Seperti biasa, ada banyak rekanan dan kawan Togu yang berkunjung ke lokasi kami menginap.

Kebersamaan Di Malam Kelima

 

Donasi Datang di Malam Hari

Malam ini kami makan enak. Setidaknya dibandingkan dengan beberapa hari terakhir. Kami disajikan dimsum , pecel lele dan ayam, serta bandrek. Suhu udara malam ini jauh lebih hangat dibandingkan 5 malam terakhir. Topik obrolan kami malam ini seputar rute perjalanan kami esok, budaya, dan tetap, candaan dari Biston. Ketika sebagian kawan Togu pamit, Tulang Charly Silaban memberikan dukungan dana untuk aksi ini. Malam ini kami terlelap pukul 23.30 untuk menyiapkan energi esok hari. Togu dan Biston sudah berhasil menempuh jarak total 186,7 Km atas aksinya mengelilingi Danau Toba selama 5 hari.

Charly Silaban Memberikan Donasi Kepada Togu untuk Aksi Jalan Kaki 305,65 Km

Hari ini, kami merasakan sambutan begitu hangat dari masyarakat maupun rekanan yang mendukung aksi Jalan Kaki 305,65 Km ini. Tiga hari tersisa bagi Togu menyelesaikan misinya. Ikuti terus kisah jalan kaki Togu mengelilingi Danau Toba di www.literasinusantara.com. 

Literasinusantara.com akan terus berkomitmen untuk mendukung kegiatan inspiratif dari seluruh komunitas dan taman baca di Indonesia, guna menyebarkan virus-virus literasi di wilayah mereka.

Liputan Jalan Kaki 305,65 Km ini merupakan rangkaian #JelajahLiterasi. Program ini merupakan kolaborasi antara www.literasinusantara.com dan kompas.com. Kami mengunjungi sekaligus ingin menularkan semangat juang dari komunitas dan taman baca diseluruh pelosok negeri.

Baca Kisah Aksi Jalan Kaki 305,65 Km Hari Sebelumnya :

Kembalinya Energi Togu, Kisah Togu Jalan Kaki 305,65 Km ; Hari Keempat

 

Leave your vote

2 points
Upvote Downvote

Total votes: 2

Upvotes: 2

Upvotes percentage: 100.000000%

Downvotes: 0

Downvotes percentage: 0.000000%

Total
29
Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Hey there!

Sign in

Forgot password?

Don't have an account? Register

Close
of

Processing files…