Di Hall Basket Senayan pada Kamis, 20 Mei 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Indonesia Makin Cakap Digital”. Melalui keterangan dari Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi, tujuan penyelenggaraan program tersebut adalah untuk membekali warganet dalam berinteraksi di ruang digital baik dari segi etika, kemampuan, keamanan, dan budaya digital.

Peluncuran program ini sekaligus menandai dimulainya pelaksanaan kelas literasi digital secara simultan di 514 kabupaten dan kota di Indonesia. “Program Literasi Digital dilakukan secara paralel dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang saat ini sedang dipercepat dan digencarkan Kominfo,” ujar Dedy seperti dilansir dari Kompas.com.

Materi-materi yang akan dipelajari peserta di kelas literasi digital nantinya adalah fotografi dan videografi, media sosial, public speaking, Tangkas Digital dan Tular Nalar bersama Google, copywriting, digital marketing, privasi digital dan keamanan siber, dan lain-lain.

Materi-materi tersebut didasarkan pada 4 pilar utama yang diusung Kominfo, yaitu:

  1. Etis Bermedia Digital
  2. Aman Bermedia Digital
  3. Cakap Bermedia Digital
  4. Budaya Bermedia Digital

Bagi calon peserta yang ingin ikut serta di kelas-kelas Literasi Digital Nasional, calon peserta dapat mendaftar di tautan berikut: https://event.literasidigital.id/

Literasi Nusantara

Literasi Nusantara didasarkan pada 6 dimensi literasi dasar menurut Forum Ekonomi Dunia 2015 (baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, dan budaya/kewargaan) yang dikemas secara menarik. Hingga kini, ada lebih dari 35 Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di berbagai wilayah di Indonesia yang aktif dan masih terus bersinergi bersama Literasi Nusantara.

Pada literasi digital khususnya, Literasi Nusantara terus mengampanyekan literasi digital menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Pada perheletan yang terakhir, Literasi Nusantara mengadakan Festival Literasi Nusantara di Danau Toba, di mana di dalamnya terdapat berbagai kegiatan literasi dan lokakarya budaya. Kegiatan literasi ini meliputi sejumlah narasumber yang menjadi tutor antara lain, Nestor Rico Tambunan (penulisan kreatif), Butet Manurung (pendidikan alternatif dan pelatihan guru), serta Maman Suherman (literasi digital dan penanggulangan hoaks). Kegiatan Festival Literasi Nusantara di beberapa kota lain seperti Surabaya, Lombok, Banyumas, Padang Panjang, dan Yogyakarta pun tak pernah absen memasukkan materi literasi digital ke dalamnya.

Di luar kegiatan yang sifatnya luring (offline) itu, Literasi Nusantara juga terus membuka ruang diskusi dengan para pegiat literasi tanah air melalui acara Bincang Literasi. Diskusi ini mengkaji bermacam-macam topik, menyangkut 6 literasi dasar (baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, dan budaya/kewargaan).

Dalam kegiatan ini, diskusi tidak hanya berhenti pada masalah dan pencarian solusi, namun juga aksi bersama untuk meningkatkan literasi di masyarakat dan apakah ada kerja sama yang bisa dilakukan antara Literasi Nusantara dan para pegiat literasi dari taman bacaan masyarakat. Kerja sama ini dapat berupa penyaluran ide dan gagasan, distribusi bantuan fisik maupun non-fisik, dan pemberdayaan jangka panjang yang dapat berdampak positif bagi masyarakat.

Dengan adanya tujuan yang serupa antara Literasi Digital Nasional dan Literasi Nusantara, maka kampanye literasi digital semakin luas di masyarakat. Bersama dengan adanya gerakan ini, harapannya semakin dekat pula kita semua dengan terwujudnya masyarakat yang semakin cerdas, positif, kreatif, dan produktif, serta bertanggung jawab. Selain itu, konten-konten negatif seperti hoaks, kekerasan seksual, perundungan daring, penipuan, dan konten negatif lainnya dapat berkurang signifikan.

Hingga pada akhirnya, teknologi internet dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan bersama demi kemajuan Republik Indonesia.

Baca juga: 

Literasi Digital: Pengertian, Tantangan, dan Peluang

Cara Paling Bijak Menanggapi Komentar Negatif di Media Sosial

 

RUJUKAN:

Kompas.com

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Sumber gambar: Setkab.go.id

Leave your vote

0 points
Upvote Downvote

Total votes: 0

Upvotes: 0

Upvotes percentage: 0.000000%

Downvotes: 0

Downvotes percentage: 0.000000%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Hey there!

Sign in

Forgot password?

Don't have an account? Register

Close
of

Processing files…