Orang tanpa gejala virus corona memang benar-benar ada di luar sana dan hal ini kerap membuat masyarakat khawatir. Namun baru-baru ini ada studi yang menunjukkan bahwa orang tanpa gejala memiliki kemungkinan menularkan hanya dalam waktu singkat.
Sebuah organisasi di Amerika Serikat bernama The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa terdapat setidaknya 35 persen kasus orang tanpa gejala covid-19.
Sebuah tim yang meneliti wabah virus corona di kapal pesiar yang berlayar dari Argentina pada pertengahan Maret menemukan bahwa terdapat sekitar 80 persen penumpang terinfeksi yang tidak menunjukkan adanya gejala. Analisis lain menyebutkan bahwa 42 persen pasien di Wuhan, China, juga OTG.
Penularan karena OTG masih menjadi misteri dan terus menyebarkan virus ke seluruh dunia. OTG sulit untuk diidentifikasi dan pengumpulan data oleh otoritas berwenang dan para peneliti makin sulit.
Bagaimanapun, penelitian terbaru di Wuhan memperlihatkan bahwa OTG tidak begitu memberi penularan, tidak seperti mereka yang menunjukkan adanya gejala. Seseorang dengan gejala dapat menularkan virus hingga 19 hari. Peneliti bilang bahwa OTG mungkin hanya dapat menyebarkan virus selama delapan hari.
Dalam studi tersebut, tidak ada OTG yang menyebarkan virus corona lebih dari 8 hari sejak ia terbukti positif. Beberapa dari mereka bahkan hanya dapat menularkan dalam jangka waktu 3 hari.
Orang tanpa gejala dan penyebaran covid-19
Terlepas dari singkatnya masa penularan OTG, ahli kesehatan mengatakan bahwa OTG “masih memainkan peran besar dalam penularan” virus corona, mengacu pada temuan para peneliti dari Universitas California, San Fransisco (UCSF).
OTG umumnya dapat menulari orang lain dalam ruang-ruang yang tertutup seperti rumah sakit, panti tuna wisma, penjara, dan rumah perawatan. “Pemeriksaan berdasarkan gejala saja gagal mendeteksi proporsi kasus infeksi yang tinggi dan tidak cukup untuk mengendalikan penularan dalam cara ini,” ujar para peneliti UCSF.
Baca juga:
Ketahuilah Hal Ini Sebelum Membeli Vitamin di Tengah Pandemi Covid-19
Dimaksudkan untuk Menghibur Tentara, Terapi Musik Kini Jadi Pengobatan
RUJUKAN:
Sumber gambar: Ayo Jakarta