Sumber: KOMPAS.com

Udara cukup panas mencapai 35 derajat celcius berdasarkan catatan pengukur suhu. Namun perempuan dengan kostum blazer orange ini seolah tak merasakan panasnya udara. Dia tetap berdiri sambil mengawasi aktivitas sejumlah anak. “Mereka sedang latihan penyelamatan diri jika bencana gempa disusul tsunami tiba-tiba melanda. Kalau sudah latihan, setidaknya mereka paham apa yang harus dilakukan saat bencana tiba,” jelas Alfiatunnur, pendiri Taman Bacaan Ar-Rasyid, Baitussalam, Aceh Besar.

Perempuan yang akrab disapa Dedek ini mengatakan, TBM Ar-Rasyid tidak hanya menyediakan buku bacaan bagi anak-anak saja, tetapi juga memberikan program kursus gratis, seperti kursus Bahasa Inggris, kursus matematika dan beberapa pelajaran sekolah lainnya.

“Yang mengajar ya relawan kita di sini, dan mereka semua masih mahasiswa dan setiap sore menjadi relawan di TBM sekaligus menjadi guru untuk kegiatan kursus, dan anak-anak di sini sangat senang ikut kursus dan bisa mendapat buku bacaan yang tidak ada di sekolah,” jelas Dedek.

Bagi Dedek, mendirikan TBM adalah cita-citanya sejak lama. Sejak tahun 2000, Dedek sudah aktif menjadi relawan dan bergerak di bidang pendidikan, perempuan dan anak. “Kita tahu saat itu masyarakat Aceh hidup dalam konflik dan imbas terbesarnya adalah terhadap kehidupan perempuan dan anak, dan lebih miris lagi anak-anak terampas haknya, terutama hak pendidikan,” jelasnya.

“Nah, sejak saat itulah kemudian saya bertekad untuk membantu anak dan perempuan di Aceh bersama teman-teman. Kami melakukan apa yang bisa kami lakukan, termasuk mengumpulkan aneka buku dan membagikannya kepada anak-anak di kamp pengungsian dan desa-desa,” kenang Dedek.

Hingga suatu saat, kisah Dedek, dia mendapat kesempatan dan peluang pasca-bencana gempa dan tsunami di Aceh untuk mewujudkan cita-citanya mendirikan sebuah Youth Centre di Aceh, yang di dalamnya terdapat sebuah taman bacaan masyarakat.

“Perjuangan yang panjang dan cukup melelahkan, saya dan beberapa teman berhasil mendirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Aceh (Yakesma) dengan perjalanan yang cukup berliku, dan kemudian juga mendirikan TBM,”

jelas lulusan program beasiswa fullbright Amerika Serikat ini.

Untuk cerita selengkapnya, silakan mengunjungi:

http://regional.kompas.com/read/2017/07/26/13503781/perjuangan-dedek-kampanye-literasi-bikin-perpustakaan-di-garasi-hingga?page=2

Leave your vote

0 points
Upvote Downvote

Total votes: 0

Upvotes: 0

Upvotes percentage: 0.000000%

Downvotes: 0

Downvotes percentage: 0.000000%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Hey there!

Sign in

Forgot password?

Don't have an account? Register

Close
of

Processing files…