Sumber:  KOMPAS.com

Gang kecil itu dulunya dijuluki dengan sebutan “gang setan”. Tindak kriminal dan narkoba sudah menjadi hal biasa bagi warga di sana.

Kampung nelayan dengan rumah-rumah berbentuk semi permanen dan kumuh itu dihuni warga yang punya kebiasaan buruk. Orang dewasanya gemar berjudi dan mengonsumsi minuman keras, sedangkan anak-anak di sana tumbuh dengan di tengah caci-maki sehari-hari. Bahkan, anak-anak pun sangat dekat dengan dunia hitam itu. Mereka sudah terbiasa “ngelem”, mengisap aroma lem yang mengandung alkohol.

Bicara soal pendidikan di kampung itu juga masih jauh dari harapan. Ekonomi orangtuanya yang pas-pasan membuat anak-anak di sana sulit untuk mendapat akses pendidikan yang lengkap.

Namun perlahan, harapan itu terbit saat Ruang Baca Tanah Ombak dirintis oleh Syuhendri dan teman dekatnya, Yusrizal KW, hingga pola pikir orangtua berubah perlahan dan anak-anak mulai mencintai buku dan rajin menulis. “Revolusi mental bisa dimulai dari sini. Tanah Ombak memotivasi anak-anak untuk berbuat baik dalam bentuk-bentuk yang sederhana,” kata KW.

Di kawasan Sebrang Pabayan, tepi sungai Batang Arau Padang, sejumlah anak yang sedang bermain tiba-tiba menghentikan aktivitasnya. Satu per satu dari mereka mulai menghampiri dua vespa butut yang sedang terparkir tepat di bawah pohon.

Sore itu, Ruang Baca Tanah Ombak sedang melakukan kegiatan dengan menyambangi tiap-tiap sudut wilayah di Kota Padang. Mereka menamainya gerakan Vespa Pustaka, sebuah gerakan membaca yang menelusuri daerah-daerah yang dianggap memiliki minat baca rendah, khususnya anak-anak.

Bermodalkan motor vespa yang sudah disulap sedemikian rupa agar mudah membawa ratusan buku bacaan, para relawan Tanah Ombak mulai membuka lapak bacaan gratis untuk anak-anak yang tinggal di Batang Arau.

“Kutemui Kamu Sampai Membaca”, begitu slogan yang diusung Tanah Ombak dalam gerakan Vespa Pustaka itu.

KW mengatakan, program pustaka keliling tersebut merupakan salah satu upaya Tanah Ombak untuk meningkatkan literasi atau minat baca di kalangan masyarakat, terutama untuk anak-anak.

Bang KW, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan, selain membawa buku bacaan, relawan juga membagikan buku tulis gratis bagi anak-anak yang sudah menyisihkan waktu bermainnya dengan membaca di lapak pinggir jalan itu. Bagi KW, tujuan gerakan itu hanya satu, yaitu mengenalkan dunia pendidikan melalui membaca.

“Agar generasi penerus bangsa ini memiliki pengetahuan yang luas, karena buku merupakan gudang dari ilmu pengetahuan,” ucap KW.

Kehadiran Vespa Pustaka Tanah Ombak di wilayah itu seakan menjadi oase di tengah gurun. Pendidikan yang cukup sulit didapat oleh kebanyakan anak-anak di sana perlahan mulai membuahkan hasil.

“Kami berkeliling mencari pembaca sampai dapat. Sasarannya adalah anak-anak dengan harapan mampu meningkatkan daya minat membaca,” katanya.

Untuk cerita selengkapnya, silakan mengunjungi:

http://regional.kompas.com/read/2017/08/07/17085691/tanah-ombak-dan-vespa-butut-kutemui-kamu-sampai-baca-2-?page=2

Leave your vote

0 points
Upvote Downvote

Total votes: 0

Upvotes: 0

Upvotes percentage: 0.000000%

Downvotes: 0

Downvotes percentage: 0.000000%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Hey there!

Sign in

Forgot password?

Don't have an account? Register

Close
of

Processing files…