Ada istilah dari jawa yang mengatakan: “adoh ratu, cerak watu”, yang berarti jauh dari raja, dekat dengan batu. Istilah itu merupakan gambaran persis dari Desa Kepek. Desa ini dikelilingi bukit-bukit bebatuan karst yang letaknya berada di titik terluar pusat kota Yogyakarta. Di pusat keliling bebatuan ini, Taman Baca Masyarakat (TBM) Kuncup Mekar lahir. Taman baca ini lahir atas keresahan untuk mengembangkan sumber daya manusia di Desa Kepek karena rendahnya minat baca. Membaca, bagi sebagian warga Desa Kepek, hanyalah dorongan dan paksaan di masa-masa sekolah saja. Membaca dan menulis bukan menu yang enak untuk hari-hari mereka ketimbang menonton TV.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pengelola TBM Kuncup Mekar pada 2015, ditemukan bahwa dari 2.178 pemuda di Desa Kepek, hanya ada 19 pemuda yang gemar membaca. Ini kira-kira sama dengan hanya ada 1 orang pembaca di antara 115 orang. Kita pernah dengar ungkapan “bila seseorang sangat peduli, maka ia cinta.” Kecintaan para pemuda di Desa Kepek membuahkan kepedulian dalam bentuk Taman Baca Masyarakat Kuncup Mekar yang pertama kali berdiri pada 17 Oktober 1999. Selama 19 tahun dedikasi mereka, komunitas baca ini pada 2006 sempat berhenti berkegiatan. Gempa dahsyat mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya, meluluhlantahkan sebagian besar fasilitas umum, tak terkecuali TBM Kuncup Mekar.

Sejak vakumnya kegiatan taman baca selama 6 tahun, tahun 2012 para pengelola disadarkan untuk kembali hadir sebagai komunitas baca, melihat banyaknya kegiatan negatif yang dilakukan orang-orang Desa Kepek. Bak gayung bersambut, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ngudi Ilmu Yogyakarta memberikan bantuan dan amanah untuk melanjutkan tongkat estafet kegiatan kepada TBM Kuncup Mekar. Taman baca ini akhirnya dihidupkan kembali oleh usaha 7 orang pemuda yang diinisasi oleh Andriyanta. Legalitasnya pun terjamin dengan akta yang dibuat notaris dan terus berusaha memekarkan Desa Kepek di tengah bebatuan karst.

TBM Kuncup Mekar
Salah satu ruangan di TBM Kuncup Mekar.

Baca juga: Ada Ceria di Musi, Ada Kehidupan yang Dirawat Baik

Awal Mula Tunas Bertumbuh

Identiknya, sebuah taman baca pasti berisi buku. Namun TBM Kuncup Mekar memulainya dengan rak kosong. Yang mereka miliki hanya tekad dan dedikasi. Untuk mengisi keadaan raknya yang kosong, setiap minggu para pengelola berangkat ke kota untuk menimba ilmu dan mengambil pengalaman dari para pengelola taman baca masyarakat yang sudah terkenal di Jogja. Para pengelola TBM Kuncup Mekar tak mau pulang dengan tangan hampa. Mereka selalu berusaha kembali dengan membawa buku, meminta sebagian dari koleganya di kota untuk dibawanya ke desa, ditabung dan dikumpulkan di rak.

Kegiatan awal hanya ada bimbingan belajar gratis, melihat banyaknya orang tua yang tidak dapat membiayai anak-anaknya di lembaga pembelajaran berbayar. Dengan kepedulian, para pengelola taman baca ini meluangkan waktunya setiap Selasa dan Jumat dari pukul 19.30 hingga pukul 21.00. Anak-anak yang mereka bimbing adalah anak-anak SD sampai SMP dengan jumlah 13 anak. Awal 2014, geliat semakin nyata. Para pengelola tak patah arang. Mereka berinisiatif membuat bimbingan belajar keliling dengan mendatangi 5 balai dusun. Hal ini dilakukan supaya anak-anak yang jauh dapat pula menerima bimbingan belajar.

Dua tahun berjalan, mereka semakin fokus pada masyarakat yang membutuhkan. September 2014 dimulai dengan agenda bertajuk TBM Berbagi yang dilakukan setiap akhir bulan. TBM Berbagi merupakan program penerimaan donasi buku, pakaian pantas pakai, dan uang tunai. Untuk buku-buku akan dikumpulkan di TBM Kuncup Mekar, sedangkan pakaian pantas pakai dan uang tunai segera disalurkan ke warga yang kurang beruntung.

Mereka belum memulai program peningkatan minat baca hingga pada 27 Desember 2015. Pasalnya, mereka masih membangun kepercayaan di tengah masyarakat. Mereka ingin masyarakat melihat keseriusan dedikasi yang telah dicurahkan. Setelah dirasa cukup memperoleh kepercayaan, para pengelola TBM membentuk TBM Satelit yang fokus pada peningkatan minat baca. Mereka merekrut beberapa teman di 6 dusun yang berbeda yang ada di Desa Kepek. Pada peluncuran pertama TBM Satelit, 250 anak PAUD dan SD diundang sebagai partisipan dalam lomba menggambar dan mewarnai. Dinas Pendidikan, Lembaga Perpustakaan Daerah, dan Forum TBM se-kabupaten juga turut hadir memenuhi undangan.

 “Aku dapat apa kalau ikut kegiatan TBM?”

Ketika proses merekrut beberapa teman yang disebar dalam 6 dusun, tidak sedikit dari mereka yang berkata demikian seperti dikutip. Kata-kata itu, selain polos namun menyakitkan, merupakan motivasi yang membentuk karakter TBM Satelit dan menguatkan keteguhan para pengelolanya. Lecutan yang lebih pedas bukan datang dari kata-kata itu, melainkan suatu peristiwa di mana pada awal didirikan TBM Satelit, tak satu pun warga yang mau membaca buku-buku yang telah disediakan. Tak satu pun.

Baca juga: Dari Sumba, Melalui Taman Baca, Melawan Perdagangan Manusia

Bunga Menguncup, Kehidupan Tak Berhenti

Suatu waktu mereka, para pengelola, tersentak kaget bukan kepayang. Setelah dedikasi yang tak sebentar itu, dalam tahun-tahun yang sulit, Kemendikbud menaruh perhatian pada TBM Kuncup Mekar. Kemendikbud memberikan bantuan yang besarannya membuat mereka tak percaya, bahwa mereka memang patut menerima bantuan Program Kampung Literasi pertama di DIY. Masih dalam rasa syukur itu, mereka berusaha tetap fokus, bahkan lebih menguatkan kuda-kuda.  Sejak apresiasi dari pemerintah pusat itu, pemerintah desa pun melirik kegiatan yang selama ini jadi bagian penting di daerahnya. Para orang tua pun memiliki kepercayaan tinggi untuk menitipkan anak-anaknya di bawah bimbingan komunitas baca ini.

TBM Kuncup Mekar 2
TBM Kuncup Mekar mendapat kunjungan dari Kemendikbud untuk Program Kampung Literasi.

Kerja jauh dari usai, dan pengharapan selalu lebih panjang dari napas. TBM Kuncup Mekar lalu melahirkan program unggulan berjudul One Home One Library (OHOL) dalam satu kompleks perumahan warga. Program ini diresmikan oleh Wakil Bupati Gunungkidul Imawan Wahyudi pada Desember 2016. Tentu pemerintah mendukung inovasi kreatif ini karena OHOL berperan penting meningkatkan aktivitas membaca masyarakat dengan cara mendekatkan sumber bacaan pada warga. OHOL juga berusaha melestarikan tradisi dan budaya lokal untuk menciptakan lingkungan baca yang aman dan nyaman. Tidak hanya kampanye itu, para pengelola TBM berusaha membuat warga tetap aktif dengan dunia literasi melalui Gerakan Minggu Membaca (GMM) dengan membuat perpustakaan alam, pelestarian budaya, dan pembentukan pemuda tani.

Pemuda memang tak pernah puas akan perubahan. Tujuan mereka pun tidak hanya meningkatkan minat baca. Bagi mereka, menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama adalah dengan berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budaya baca. Melalui OHOL, masyarakat kini sudah mempunyai 7 usaha dampingan yaitu ternak kambing KUB Sarono Mulyo, menjual bensin, pulsa, toko kelontong, persewaan peralatan gunung, paket outbond, dan toko daring (onlineshop). TBM Kuncup Mekar melakukan pendampingan usaha mulai dari proses awal sampai pemasaran. Dengan adanya pendampingan usaha maka warga akan berusaha juga membaca buku. Di sinilah pengurus TBM induk dan pengurus OHOL mendampingi warga yang mau belajar membuat usaha.

Bunga Mekar, Mahkota Jelita

OHOL terus membandel, melebarkan sayapnya. Kali ini OHOL mengekspansi Dusun Tileng dengan jumlah 72 KK dan program ini diluncurkan pada 14 Februari 2017. Jumlah total pada waktu itu terdapat 122 rumah dengan perpustakaan masing-masing di dalamnya. 7 bulan setelah mendapatkan program Kampung Literasi dari Kementerian, TBM Kuncup Mekar digunakan untuk tempat studi banding calon penerima Program Kampung Literasi 2018 yang diadakan oleh Kemendikbud. Kementerian mempertimbangkan bahwa TBM Kuncup Mekar memang cocok dijadikan tempat studi banding karena kegiatannya yang kontinyu dan nyata serta mampu melibatkan masyarakat secara aktif dalam menciptakan budaya baca.

TBM Kuncup Mekar 3
TBM Kuncup Mekar sedang melakukan bimbingan belajar kepada anak-anak Desa Kepek.

2 Mei, Hari Pendidikan Nasional, Andriyanta menerima undangan. Inisiator TBM Kuncup Mekar ini benar-benar terkejut mendapati dirinya diundang ke istana negara untuk bertemu dengan RI 1, Presiden Joko Widodo untuk membahas tentang gerakan literasi nasional. Pertemuannya tersebut menghasilkan keputusan presiden berupa pengiriman buku gratis setiap tanggal 17 ke seluruh penjuru negeri melalui kantor pos. Seakan kebaikan berbalas kebaikan, nyatanya TBM Kuncup Mekar juga menjadi juara ke-2 sebagai pemenang pengelola TBM berprestasi yang diadakan oleh pemerintah. Di tahun yang sama, 2017, Andriyanta pun menerima telepon untuk datang ke studio Kick Andy Show. Taman baca ini semakin dikenal luas, disebar media massa, dan tentu membawa manfaat yang terasa nyata.

Seiring perjalanannya, pada Februari 2018 Perpusnas membagikan motor perpustakaan untuk para penggiat literasi se-Indonesia. Satu lembaga di antaranya yang mendapatkan hibah tersebut adalah TBM Kuncup Mekar. Motor dioperasikan di sekolah-sekolah pada waktu istirahat dan saat hari libur dengan berkeliling ke lokasi bimbingan belajar anak-anak.

Ada kutipan yang membekas bila membaca kisah tersebut. Mahatma Gandhi pernah berkata, “jadilah perubahan yang ingin kamu lihat di dunia.” TBM Kuncup Mekar adalah satu di antara sekian banyak inspirasi yang ada di Nusantara kita. Mereka menjadi contoh, bahwa taman bunga di antara pegunungan karst adalah mungkin, bahwa sebelum mahkota bunga terlihat jelita, ada kuncup kecil yang bertumbuh hingga mekar.

Kontak info:

Alamat: Kepek RT 06/RW 05, Kepek, Saptosari, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta

Telepon: 087839884669

Email: tbmkuncupmekar@yahoo.com

Facebook: TBM Kuncup Mekar

Instagram: @tbm_kuncup_mekar

Website: tbmkuncupmekar.blogspot.co.id

Youtube: tbm kuncupmekar

Leave your vote

1 point
Upvote Downvote

Total votes: 1

Upvotes: 1

Upvotes percentage: 100.000000%

Downvotes: 0

Downvotes percentage: 0.000000%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Hey there!

Sign in

Forgot password?

Don't have an account? Register

Close
of

Processing files…