Di masa pandemi ini, dunia sedang darurat sampah, khususnya limbah rumah tangga di Indonesia. Produksi sampah yang tidak terkendali, tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang efektif. Ditambah lagi, jumlah kasus dan tingkat penularan yang kembali naik untuk virus varian Omnicron yang mengharuskan kita selalu memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah. Otomatis, jika masker tidak dibuang dengan benar, jumlah limbah masker akan meningkat, dan menjadi ancaman besar bagi kerusakan alam.
Dilansir dari data sipsn.menlhk.go.id, jumlah timbulan sampah di 202 Kabupaten/Kota se-Indonesia pada tahun 2021 sudah mencapai 22.905.206,60 Ton/tahun. Data tersebut juga menyebutkan bahwa persentase sampah yang tidak terkelola masih tinggi di 35,27% dan sumber sampah terbanyak berasal dari rumah tangga, dengan persentase 42,2%, dan jenis sampah rumah tangga terbanyak adalah sisa makanan sebanyak 27,9% diikuti oleh plastik sebanyak 15,6%. Tidak hanya itu, sepanjang 2021 Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah mengangkut 2,1 Ton sampah medis yang tersebar di berbagai wilayah ibu kota. Sampah tersebut didominasi oleh masker bekas dari rumah warga yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman). Pada tahun yang sama di kota besar lainnya seperti Kota Surabaya, jumlah limbah masker bekas yang menumpuk tidak sedikit. Sepanjang 2021, Total berat limbah masker bekas tersebut mencapai 9,4 ton.
Limbah rumah tangga dan limbah masker termasuk ke dalam kategori limbah domestik. Pada limbah rumah yang seringkali dibuang secara sembarang tanpa pengelolaan terlebih dahulu akan menyebabkan kerusakan lingkungan seperti banjir dan bau yang tidak sedap. Tidak hanya itu, kesehatan masyarakat akan terkena dampaknya, seperti timbulnya penyakit diare, tifus, jamur, kolera, dan cacingan. Hal ini akan memberikan dampak berlanjut kepada meningkatnya biaya kesehatan. Selain itu, pada limbah masker dengan komposisi plastiknya, sangat berbahaya bagi tumbuhan, hewan, bahkan manusia. Ahli toksik dari Universitas Denmark Selatan, Elvis Genbo Xu, mengatakan bahwa limbah masker sekali pakai, dapat menumpuk dan melepaskan zat kimia dan biologi berbahaya, seperti bisphenol A, Logam berat, dan mikro-organisme patogen.
Maka dari itu, penting sekali bagi kita untuk mengetahui cara mengelola limbah domestik ini dengan baik. Pengelolaan yang benar dapat mengurangi produksi limbah secara signifikan. Cara pengelolaannya mudah dan kita dapat memulainya sekarang. Berikut cara pengelolaan limbah domestik yang bisa kita lakukan khususnya untuk limbah rumah tangga dan limbah masker.
1) Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
- Mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai
Tidak bisa dipungkiri, plastik masih menjadi penyumbang sampah terbesar di Indonesia. Kantong plastik sekali pakai ini bisa menjadi sampah yang sulit terurai. Ada banyak alternatif untuk kamu bisa mengganti kantong plastik, beberapa diantarnya dengan memakai tote bag, dan kantong belanja yang berbahan daun kering, kertas, kain, atau polyester yang bisa kamu pakai secara berulang.
- Daur Ulang Barang Bekas
Kamu juga bisa mengelola limbah rumah tangga kamu secara kreatif. Caranya dengan menggunakan barang-barang bekas yang tidak terpakai untuk dikreasikan menjadi perabot rumah kamu, seperti pot, toples, tempat alat tulis, dan tempat penyimpanan barang lainnya.
- Mengolah Sampah Organik menjadi Kompos
Limbah rumah tangga jenis organik menghasilkan bau yang tidak sedap. Limbah organik ini juga bisa mengundang datangnya lalat yang dapat menyebabkan penyakit. Maka dari itu, penting untuk mengolah limbah organik untuk dijadikan sebagai pupuk kompos.
- Membuat Ecobrick
Pengolahan limbah rumah tangga yang satu ini dapat menjadi penghasilan tambahan untuk kamu. Ecobrick adalah blok bangunan yang terbuat dari botol plastik bekas yang berisi sampah-sampah rumah tangga. Produk-produk Ecobrick yang dihasilkan dapat dipakai untuk furniture modular, dinding struktur, perabotan indoor, dan genteng plastik.
- Menggunakan Pembersih Rumah Tangga yang Ramah Lingkungan
Jenis-jenis pembersih yang digunakan di rumah ada berbagai macam. Namun, sebagian besar memiliki kandungan bahan kimia yang bisa mencemari lingkungan. Kamu bisa menggunakan pembersih alami dari limbah rumah tangga kamu, seperti air lemon untuk membersihkan alat masak dan keran kamar mandi, Beras untuk menghilangkan noda vas keramik, garam untuk mengeluarkan noda minyak, kenari untuk menghilangkan goresan di furnitur, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Mengenal Cara Mengelola Sampah dari yang Terbaik di Dunia
2) Pengelolaan Limbah Masker
Terdapat dua situasi untuk pengelolaan limbah masker sekali pakai. Yang pertama adalah, di lingkungan kamu, sudah ada tempat sampah khusus masker, dan yang kedua jika di lingkungan kamu, belum tersedia sampah khusus masker. Yuk kita bahas satu per satu:
- Jika Sudah Tersedia Tempat Sampah Khusus Masker
Sumber: dlhk.jogjaprov.go.id
- Lipat masker bekas menjadi dua bagian (sisi dalam masker tetap berada di bagian dalam)
- Gulung & ikat masker bekas dengan tali pengikatnya
- Robek atau potong masker bekas menjadi dua bagian
- Bungkus masker bekas dengan tisu atau kertas
- Kumpulkan sampah masker dalam satu kantong. Ikat rapat kantong tersebut dan jangan satukan sampah masker dengan sampah rumah tangga
- Buang sampah masker ke tempat khusus masker yang disediakan di ruang publik.
- Jika Belum Tersedia Tempat Sampah Khusus Masker
Sumber: dlhk.jogjaprov.go.id
- Kumpulkan masker bekas
- Lakukan desinfeksi menggunakan antiseptik pada masker bekas
- Gunting dan rubah bentuk masker
- Bungkus secara rapat dengan kantong
- Buang ke tempat sampah domestik
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Masa pandemi belum usai, kita harus lebih menjaga kebersihan, terutama dalam mengelola limbah yang kita punya. Dengan memulai memilah limbah dari rumah kita, dan melakukan pengelolaan limbah rumah tangga dan masker, kita sudah menciptakan lingkungan yang sehat, melindungi diri dan orang tersayang, serta membantu memutus rantai penularan COVID-19.
Sumber gambar: Unsplash.com/David Levêque